Kamis, 16 Januari 2014

SAATNYA RAKYAT BICARA*





”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar Rad:11).

Perubahan. Kalau kita renungkan benar kata itu, maka akan banyak kita temui perubahan-perubahan di sekitar kita. Perubahan yang terjadi dapat saja kita anggap negatif dan positif. Perubahan negatif bilamana perubahan yang terjadi lebih buruk dari keadaan sebelumnya, sedangkan perubahan positif yakni sebaliknya, keadaan yang lebih baik dari keadaan kita sebelumnya.
Tiap insan tentulah mengharapkan perubahan yang positif. Kalau sekarang masih menganggur, esok tentunya ingin bekerja. Jika kemarin sakit, saat ini pastilah ingin sembuh. Misal hari ini lulus SMA patutlah besok ingin pula mencicipi bangku kuliah. Setiap orang yang ingin maju, akan terus berupaya melakukan perubahan dalam hidupnya. Harapan akan perubahanlah yang membuat orang-orang bersemangat menjalani hidup.
Saudara-saudara, zaman bertukar silih berganti. Roda kehidupan terus berputar. Seiring waktu berjalan, tiap fase kehidupan di dunia ini pastilah mengalami perubahan. Perubahan itu mutlak, bukalah sejarah.  
Bangsa Arab sebelum turunnya Nabi Muhammad SAW merupakan bangsa yang sesat, kejam, tak bermoral, suka mabuk, rajin berjudi dan seterusnya. Keadaan ini telah terjadi selama beratus-ratus tahun. Zaman Jahilliah, demikian julukan atas masa itu. Nabi Muhammad bekerja keras mengubah centang perenangnya keadaan. Rasullulah pun berhasil. Tak hanya bangsa Arab, dunia pun mengakui kehebatan kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW.
Bangsa Mongol sebelum disatukan Genghis Khan merupakan bangsa yang terpecah belah dalam berbagai suku. Antar suku itu saling rampas, rampok, culik, bunuh hingga peperangan yang tak berkesudahan. Genghis Khan tak saja berhasil mempersatukan mereka semua, namun lebih dari itu, kaum Mongol juga menaklukkan sejumlah bangsa lainnya di abad 13 itu. Afghanistan, Persia, Siria, Palestina, Iran, Irak, China Utara, Rusia Selatan hingga sebagian dataran Eropa Timur rontok oleh Genghis Khan. Ukuran wilayah yang ditaklukkan Genghis Khan 2,2 kali lebih besar daripada Alexander yang Agung.
Indonesia juga tak luput dari perubahan-perubahan besar. Bung Karno dan Bung Hatta dengan segenap tekad keberaniannya memproklamirkan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Soeharto yang telah sukses menumpas G30S-PKI lalu selanjutnya berhasil menciptakan orde baru di tahun 1966. Reformasi yang digawangi sejumlah gerakan aktivis Mahasiswa, yang salah satu dari mereka bernama Indra J Piliang atau yang akrab dipanggil IJP, beliau adalah mahasiswa UI yang bergerak aktif melakukan konsolidasi dan pergerakan di tahun 1998 tersebut. Para mahasiswa berhasil menumbangkan orde baru, dimulailah era reformasi. Tiap zaman memiliki pemimpinnya sendiri.
Point yang ingin saya sampaikan di sini adalah, perubahan itu memerlukan leadership, kepemimpinan. Hanya pemimpin yang tepat yang mampu mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tapi sebaliknya, pemimpin perubahan itu tak akan pernah hadir, bilamana masyarakat tidak mendukung penuh kehadiran sang pemimpin itu.
Barack Obama tak akan menjadi presiden kulit hitam pertama bila rakyat Amerika tak berkenan. Fenomena pilkada DKI Jakarta yang merubah strategi politik di Indonesia. Jokowi-Ahok yang notabene berasal dari luar Jakarta berhasil menjadi gubernur-wakil gubernur DKI mengalahkan inkumben Foke-Nara pada September 2012 lalu. Strategi blusukan ala Jokowi telah menjadi tren tiap pilkada di berbagai daerah. Jokowi juga alergi menggunakan baliho yang dapat merusak keindahan kota dan pengerahan massa dengan arak-arakan kendaraan yang membuat macet dan rawan kecelakaan.
Bahkan baru-baru ini, pada pilkada 26 Mei 2013, kemenangan telak (48,82%) diraih Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko yang juga kalahkan inkumben Bibit Waluyo-Sudiono dalam Pilgub Jawa Tengah. Kemenangan Ganjar sangat fantastis, karena tujuh bulan lalu popularitasnya di kalangan masyarakat Jawa Tengah baru mencapai 7% atau jauh di bawah Gubernur inkumben Bibit Waluyo. Rupanya figur Ganjar yang masih muda (44 tahun), cerdas, santun, tampan dan lama berkiprah di tingkat nasionallah yang menjadi modal utama mendongkrak popularitasnya. Sekali lagi, ini menunjukkan masyarakat hari ini punya andil besar untuk melahirkan pemimpin-pemimpin perubahan yang berkualitas.
Saudara-saudara, perubahan butuh kepemimpinan. Perubahan itu memerlukan inovasi, keseriusan dan keberanian. Perubahan bukanlah topeng sandiwara, pencitraan, keberpura-puraan atau kemunafikan. Perubahan adalah keteladanan, kreatifitas, nyali dan tanggung jawab. Dan yang pasti perubahan itu ada di tangan sanak saudara semua.
Yakinlah, karena demikian janji Allah SWT.

*******
 *telah terbit di Tabloid Nangkodo Baru Edisi IV Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar