Senin, 20 Januari 2014

SEDIA DARAH SEBELUM BENCANA*




      
Hari ini genap 2 tahun pasca bencana gempa bumi dahsyat yang melanda Sumatera Barat. sebuah momentum bagi kita semua untuk memperingati para korban saat itu, tak hanya korban nyawa, namun juga korban harta benda dan hak mereka yang terampas akibat bencana tersebut.
Pasca gempa tersebut, Sebanyak 1.117 orang tewas, 2 hilang, 210 korban hilang dan meninggal di Kabupaten Padang Pariaman. Luka berat 1.214 orang dan luka ringan 1.688 orang. Sebanyak 135.448 rumah rusak berat, 65.280 rumah rusak sedang dan 78.604 rumah mengalami rusak ringan.  Belum lagi fasilitas umum yang rusak, yakni 2.163 fasilitas pendidikan, 51 unit fasilitas kesehatan, 1.001 rumah ibadah, 21 unit jembatan, 178 unit ruas jalan dan 130 irigasi rusak berat. (BNPB Sumbar).
Setahun berselang, tepatnya 25 Oktober 2010 bencana kembali menghajar. Kali ini di Kepulauan Mentawai Sumbar, bencana gempa plus tsunami. Gempa tsunami Mentawai ini telah memakan menewaskan korban sejumlah 509 jiwa, 21 hilang. Sedangkan rumah rusak berak mencapai 672 unit dan 300 rumah rusak ringan.
Di tahun 2011 ini, tepatnya awal Agustus lalu, bencana datang lagi. Giliran Gunung Marapi yang beraksi, meletus beberapa kali dan mengeluarkan abu vulkanik dan gempa. Sejumlah daerah di sekitar marapi seperti Agam, Tanah Datar, Padang Panjang, Bukittinggi dan Padang Pariaman sempat tertutup abu vulkanik.
Kalau dicermati “jadwal” bencana di atas, boleh dikatakan sepertinya bencana alam berkunjung tiap tahun. Negeri kita Sumatera Barat ini ternyata mengoleksi berbagai bencana yang siap mengintai kapan saja. Dari gunung hingga laut berpotensi terjadi bencana. Dan tak mungkin pula kita hengkang dari negeri ini hanya karena takut dengan bencana. Satu-satunya cara adalah menyiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi bencana.
Antisipasi Bencana Dengan Donor Darah
Salah satu cara kita dalam menghadapi bencana adalah dengan menggiatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan donor darah. Ketika bencana terjadi, banyak para korban yang tewas akibat kehabisan darah. Padahal dengan adanya stok darah yang memadai, tragedi ini dapat di minimalisir.
Dari beberapa kali terlibat dalam PMI untuk melakukan gelar donor darah, saya melihat belum munculnya kesadaran masyarakat sebagai donor adalah akibat belum pahamnya masyarakat akan pentingnya donor darah. Selain itu juga karena alasan teknis, seperti ketakutan akan rasa sakit akibat jarum donor, atau karena takut melihat darah.
Donor darah tidaklah semenakutkan seperti yang terbayang. Sebelum mendonor, calon donor terlebih dahulu diperiksa kesehatannya. Pemeriksaan secara cermat dilakukan oleh petugas kesehatan yakni mulai dari kadar HB, tekanan darah hingga denyut nadi.
Calon donor juga hendaknya bukan pecandu minuman keras atau obat terlarang. Beberapa penyakit juga hendaknya tidak sedang diderita calon donor seperti penyakit jantung, ginjal, hati, paru-paru, kencing manis, epilepsy, dan penyakit kelainan darah lainnya. Usia Calon Donor sebaiknya antara 17 hingga 60 tahun, dengan berat badan minimal 45 Kg.  Bagi wanita, tidak diperkenankan mendonorkan darah selama masa hamil, sedang haid dan masa menyusui.
Calon donor juga hendaknya sudah sarapan atau makan terlebih dahulu, serta tidak begadang atau minimal 5 jam tidur malam. Setelah mendonor darah dapat menyumbangkannya lagi dalam jangka waktu 2,5 bulan hingga 3 bulan kedepan atau maksimal 5 kali donor dalam setahun.
Setelah berbagai tes kesehatan dilakukan dan calon donor dikatakan sehat dan layak donor maka tranfusi darahpun dilakukan. Rasa sakit hanya terasa ketika jarum masuk ke pembuluh nadi kita, setelah itu tidak ada rasa apa-apa, darah akan mengalir lancar menelusuri selang memasuki kantong darah hingga kurang lebih sebanyak 250 cc.
Usai donor, sebaiknya jangan langsung berdiri. Ada baiknya terlentang sekitar 5-10 menit. Setelah itu silahkan duduk-duduk sambil menikmati penganan ringan (biasanya susu, telur rebus dan kacang hijau) yang telah disediakan PMI. Pendonor juga akan mendapatkan kapsul/tablet penambah darah dan kartu donor.
Manfaat donor darah jelas menolong saudara-saudara kita yang membutuhkan. Ini tentulah merupakan ladang amal ibadah kita, yakni dapat membantu sesama. Namun lebih dari itu, ternyata menjadi donor memberikan manfaat lebih bagi tubuh kita. Terutama terhadap kesehatan jantung, mencegah stroke, mengganti dan mempercepat pergantian sel-sel darah merah, bahkan donor darah juga membantu tubuh menemukan berat idealnya.
Dalam kondisi normal seperti saat ini, beberapa rumah sakit banyak mengeluhkan menipisnya stok darah, apalagi bila terjadi bencana sebagaimana yang kita ulas di awal artikel ini. untuk itu perlu kerja keras kita semua untuk membangkitkan semangat masyarakat agar lebih peduli untuk membantu sesama yakni dengan sedia darah sebelum bencana. Siapa tahu, yang membutuhkan darah itu ternyata adalah diri kita sendiri.

*******


Telah Terbit di Harian Pagi Singgalang, Sabtu 1 Oktober 2011 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar